BABV. PROTOTYPE DAN PENGUJIAN. Bab ini membahas mengenai implementasi pembuatan prototype sistem e-voting berbasis web. Pembuatan prototype berisi dua macam hal yaitu perancangan kelas dan perancangan interaksi sistem. Pembuatan prototype digunakan untuk mempermudah dalam pemahaman model yang telah dijelaskan pada bab IV. XGqZ. The Best Prototype Sebagai Pengujian Teori Digunakan Untuk References. Prototipe atau prototype sering dikenal sebagai permodelan kerja yang paling dasar dari suatu pengembangan program. Metode prototype adalah metode dari pengembangan from menggunkan prototype kita bisa memastikan bahwa konsep bisa diimpementasikan dan bisa. Dengan menggunakan metode prototype dalam pengembangan perangkat lunak, klien bisa lebih mudah menjelaskan tentang sistem yang akan mereka buat atau. Metode prototype merupakan sebuah teknik dalam melakukan pengembangan suatu sistem dengan menggunakan suatu prototype dalam menggambar sebuah sistem Prototype Adalah Metode Dari Pengembangan menggunakan metode prototype dalam pengembangan perangkat lunak, klien bisa lebih mudah menjelaskan tentang sistem yang akan mereka buat atau. Metode prototype merupakan sebuah metode pengembangan dengan melakukan pengujian cara kerja suatu aplikasi baru. Pembuatan prototype berisi dua macam hal Ini Juga Dikenal ini bertujuan agar kamu mendapatkan gambaran bagaimana hasil yang akan diperoleh. Tujuan dari pengujian ini cuma untuk mencari karakteristik dari. Prototype merupakan gambaran awal suatu sistem Menggunkan Prototype Kita Bisa Memastikan Bahwa Konsep Bisa Diimpementasikan Dan pada user pada tahap awal desain dan. Landasan teori prototype prototype adalah model atau simulasi dari semua aspek produk sesungguhnya yang akan dikembangkan, model ini harus bersifat representatif dari. Prototype menjadi bentuk penerapan langsung dari sebuah desain produk yang akan Merupakan Tahapan Mengubah Konsep Yang Belum Pasti Ke Wujud Yang melakukan penelitian, pastinya kamu merancang prototype. Metode prototype merupakan sebuah teknik dalam melakukan pengembangan suatu sistem dengan menggunakan suatu prototype dalam menggambar sebuah sistem yang. Segala perubahan dapat terjadi pada saat prototype dibuat Pengujian Prototipe I Pada Pengujian Prototipe I Ini Hanya Dilakukan Pengujian Tanpa Mengontrol Udara atau prototype sering dikenal sebagai permodelan kerja yang paling dasar dari suatu pengembangan program. Tujuan utama dari prototype yaitu mengembangkan model atau rancangan produk menjadi produk final yang dapat mengisi permintaan pemakai. Mengutip dari buku perancangan alat proses tekuk teori dan aplikasi 2019. Pengembangan produk hampir selalu membutuhkan pembuatan dan pengujian prototype. Prototype merupakan sebuah penaksiran produk melalui satu atau lebih dimensi yang menjadi perhatian. Pembuatan prototype memberikan gambaran nyata terhadap rancangan, sedangkan pengujian prototype bertujuan untuk mengesahkan penampilan pemasaran dan teknis. Tipe-tipe prototipe Prototype dapat diklasifikasikan menjadi dua dimensi. Dimensi yang pertama membedakan antara prototype fisik dan prototype analitik. a. Prototype fisik Prototipe fisik merupakan benda nyata yang dibuat untuk memperkirakan produk. Aspek-aspek dari produk yang diminati oleh tim pengembangan secara nyata dibuat menjadi suatu benda untuk pengujian dan percobaan. Contoh prototype fisik meliputi model yang tampilannya seperti produk. b. Prototype Analitik Prototipe analitik menampilkan produk yang tidak nyata, biasanya ditampilkan secara matematis. Contoh protoyipe analitik diantaranya simulasi komputer, sistem persamaan penulisan pada kertas komputer, dan model computer geometric tiga dimensi. Dimensi yang kedua adalah mengenai tingkatan dimana sebuah prototype ada yang menyeluruh dan ada pula yang terfokus. a. Prototype menyeluruh Prototipe menyeluruh mengimplementasikan sebagian besar atau semua atribut dari produk. Contohnya sebuah prototype yang diberikan kepada customer untuk mengidentifikasi kekurangan dari desain sebelum memutuskan untuk diproduksi lebih banyak. b. Prototype terfokus Prototipe ini mengimplementasikan satu atau sedikit sekali atribut produk. Contoh prototype produk meliputi model busa, untuk menggali bentuk dari prototype dan kabel pada papan sirkuit untuk memeriksa tampilan elektronik dari sebuah rancangan produk.  Physical vs. Analytical Prototypes  Physical Prototypes – Merupakan model nyata dari suatu produk – Dapat menampilkan karakteristik/sifat yang tidak dapat didefinisikan secara jelas – Beberapa sifat/karakteristik dapat ditampilkan pada produk dari hasil penaksiran – Lebih mudah untuk dikomunikasikan  Analytical Prototypes – Merupakan model matetatis dari suatu produk – Hanya dapat menampilkan sifat yang timbul secara jelas mengenai fenomena model – Beberapa sifat/karakteristik dapat ditampilkan pada produk dari hasil analisis  Focused vs. Comprehensive Prototypes  Focused Prototypes – Mengimplementasikan hanya satu atau beberapa atribut dari produk – Menjawab pertanyaan khusus tentang produk desain – Pada umumnya dibutuhkan pada beberapa kasus  Comprehensive Prototypes – Mengimplementasikan banyak atau seluruh atribut dari produk – Menawarkan kesempatan untuk pengujian yang lebih ketat – Seringkali terbaik digunakan untuk milestones dan integrasi Kategori Dasar Prototipe 1. Proof-of-Principle Prototype Model disebut juga breadboard. Prototipe jenis ini digunakan untuk menguji beberapa aspek dari desain tanpa bermaksud untuk mencoba mensimulasikan dengan persis tampilan visua, pilihan bahan atau rancangan proses manufakturnya. Prototype tersebut dapat digunakan untuk "membuktikan" sebuah pendekatan desain potensial seperti berbagai gerakan, mekanik, sensor, arsitektur, dll. Jenis model ini sering digunakan untuk mengidentifikasi pilihan desain yang tidak dapat bekerja dengan baik, dan juga untuk menentukan pengembangan dan pengujian yang dibutuhkan. 2. Form Study Prototype Model Jenis prototipe ini memungkinkan desainer untuk menjelajahi dasar ukuran, tampilan dan nuansa dari sebuah produk tanpa simulasi fungsi yang sebenarnya atau tepat visual tampilan dari produk. Mereka dapat membantu menilai faktor ergonomis dan memberikan gambaran ke dalam aspek visual dari produk akhir formulir. Form Study Prototype biasanya berupa hand carved atau machined model yang mudah dibuat, bahannya murahmisalnya, busa urethane, tanpa menampilkan produk yang sebenarnya. Karena bahan-bahan yang digunakan, model ini dimaksudkan untuk pengambilan keputusan internal dan biasanya tidak tahan lama dan bukan untuk digunakan oleh user atau konsumen. 3. Visual Prototype Model merupakan rancangan yang mewakili gambar desain, warna, tektur dan estetika, akan tetapi tidak benar-benar mewujudkan fungsi s dari produk akhir. Model tersebut cocok digunakan dalam riset pasar, eksekutif review dan approval, kemasan mock-ups, dan foto untuk literatur penjualan. 4. Functional Prototype Model juga disebut sebagai working prototype akan mewakili produk asli sejauh pembuatnya mencoba untuk mensimulasikan desain akhir, estetika, bahan-bahan dan fungsionalitas dari desain yang diinginkan. Fungsional prototype dapat dikurangi dalam ukuran skala bawah untuk mengurangi biaya. Pembuatan prototype ini dimaksudkan untuk memeriksa dan mengetahui kekurangan dari desain sebelum proses produksi. Kegunaan Prototipe a. Learning Pembelajaran Menjawab permasalahan mengenai performansi dan kelayakan dari suatu produk. misalnya proof-of-concept model b. Communication komunikasi Mendemonstrasikan produk untuk mengetahui feedback yang akan diperoleh. misalnya 3D physical models of style or function c. Integration Penggabungan Mengkombinasikan sub-system kedalam model system. Misalnya alpha or beta test models d. Milestones Mendemonstrasikan bahwa produk telah mencapai tingkat kegunaan yang diinginkan. misalnya first testable hardware Merencanakan Prototipe Langkah1. Menetapkan Tujuan Prototype Pada langkah ini kita mendaftar beberapa kebutuhan. Kebutuhan tersebut beracuan pada Tujuan prototype yaitu pembelajaran, Langkah2. Menetapkan Tingkat Perkiraan Konsep Dalam merencanakan sebuah prototype dibutuhkan tingkatan dimana produk akhir yang diperkirakan akan ditetapkan. Pada langkah ini mulai mempertimbangkan metode yang terbaik dari kebutuhan yang telah ditetapkan. Langkah3. Menggariskan Rencana Percobaan Dalam pengembangan produk, peggunaan prototype dapat di anggap sebagai sebuah percobaan. Pada rencana percobaan mulai dijelaskan mengenai identifikasi variable percobaan jika ada, protocol pengujian, sebuah indikasi pengukuran apa yang akan ditampilkan, dan sebuah rencana untuk menganalisis data hasil. Langkah4. Membuat Jadwal Untuk Perolehan, Pembuatan dan Pengujian Dalam membuat jadwal ada tiga hal yang harus diperhatikan yaitu menetapkan kapan bagian-bagian tersebut akan siap untuk dirangkai, kapan prototype akan diuji untuk pertama kali dan kapan prototype diharapkan akan selesai diuji serta dapat memberikan hasil akhir. 3D Printing 3D printing atau dikenal juga sebagai Additive Layer Manufacturing adalah proses membuat objek padat 3 dimensi memiliki volume atau bentuk apapun dari model digital. Cara kerjanya hamper sama dengan printer laser dengan teknik membuat objek dari sejumlah layer/lapisan yang masing-masing dicetak diatas setiap lapisan lainnya. Teknologi printing ini sebenarnya sudah berkembang sejak sekitar 1980-an, namun belum begitu dikenal hingga tahun 2010-an ketika mesin cetak 3D ini dikenalkan secara komersial. Dalam sejarahnya Printer 3D pertama yang bekerja dengan baik dibuat oleh Chuck Hull dari 3D Systems Corp pada tahun 1984. Sejak saat itu teknologi 3D printing semakin berkembang dan digunakan dalam prototyping model maupun industry secara lus, seperti dalam arsitektur, otomotif, militer, industry medis, fashion, sistem informasi geografis hingga biotech penggantian jaringan tubuh manusia. Gambar 1. Printer 3D Cara Kerja Printer 3D Cara kerja Mesin 3D printer secara umum terbagi pada 3 tahapan proses, yaitu Bagi banyak bisnis yang memiliki ide untuk produk baru, selalu ada riset dan pengembangan. Awalnya ide ini masih dalam pikiran dan gambaran di atas kertas, tetapi sebelum diproduksi massal, perusahaan akan membuat satu contoh atau umumnya sering disebut prototype. Seringnya dalam proses pengembangan produk, salah satu langkah kuncinya adalah membuat sampel atau prototype produk sebelum diproduksi. Prototype sendiri adalah bentuk draf kasar dari produk yang dibuat untuk menunjukkan dasar-dasar seperti apa produk itu nantinya, apa yang akan dilakukan produk, dan bagaimana produk itu beroperasi. Prototype akan mengalami perubahan lagi jika memang diperlukan. Ingin tahu lebih lanjut lagi mengenai apa itu prototype dan peran pentingnya dalam membuat sebuah produk baru? Simak artikel singkat dibawah ini. Daftar Isi1 Memahami Pengertian Apa Itu Prototype2 Tujuan dari Membuat Prototype3 Manfaat Membuat Prototype4 2 Jenis Umum High-fidelity5 Kesimpulan dan Penutup Memahami Pengertian Apa Itu Prototype Pada dasarnya, jika dijelaskan dengan sederhana, prototipe adalah sampel awal, model, atau rilis produk yang dibuat untuk menguji konsep atau proses. Biasanya, prototipe digunakan untuk mengevaluasi desain baru untuk meningkatkan akurasi analisis dan pengguna sistem. Ini adalah langkah antara formalisasi dan evaluasi ide mengingat prototipe adalah bagian penting dari proses desain dan praktik yang digunakan di semua disiplin desain. Pembuatan contoh prototype ini sangat krusial untuk dapat melakukan pengujian desain sebelum berinvestasi dalam produksi massal. Baca Juga Aplikasi untuk Buat Mockup Website / Prototype Website yang Mudah dan GRATIS Tujuan dari Membuat Prototype Tujuan utama dari prototipe adalah untuk memiliki model nyata dari solusi untuk masalah yang telah didefinisikan dan didiskusikan oleh desainer selama tahap konsep dan ide. Alih-alih melalui seluruh siklus desain berdasarkan solusi yang diharapkan, prototipe memungkinkan desainer untuk memvalidasi konsep mereka dengan menempatkan versi awal solusi dalam penggunaan nyata dan mengumpulkan umpan balik secepat mungkin. Karena ini adalah gambaran kasar awal dari produk, tidak mengherankan kalau prototipe sering gagal saat diuji. Tapi jangan kuatir, sebaliknya kegagalan ini menunjukkan kepada desainer di mana letak cacatnya sehingga tim pengembangan dapat kembali memperbaiki atau mengulangi solusi yang diusulkan berdasarkan umpan balik pengguna nyata. Kegagalan dari sebuah prototype yang lebih awal ini akan dapat menyelamatkan nyawa, menghindari pemborosan energi, waktu, dan uang dalam menerapkan solusi yang lemah atau tidak tepat. Keuntungan lain dari pembuatan prototipe adalah, karena investasinya kecil, risikonya pun juga termasuk rendah. Baca Juga Pengenalan Singkat Metode dan Cara Kerja Figma Manfaat Membuat Prototype Seperti yang sudah Anda ketahui diatas kalau membuat prototype menjadi bagian proses eksperimental di mana tim desain mengimplementasikan ide ke dalam bentuk nyata dari kertas ke digital. Tim pengembangan membangun prototipe dengan berbagai tingkat ketepatan untuk menangkap konsep desain dan menguji pengguna. Dengan bantuan adanya prototype, Anda dapat menyempurnakan dan memvalidasi desain Anda sehingga merek Anda dapat merilis produk yang tepat. Anda juga dapat melihat celah mana saja yang sekiranya akan mempunyai resiko yang fatal dan celah mana saja yang sekiranya juga bisa menjadi produk Anda menjadi lebih unggul. Berikut manfaat lainnya dari membuat prototype lebih dulu. Sebagai dasar yang kuat untuk ide menuju perbaikan dengan memberikan gambaran yang jelas kepada semua pemangku kepentingan tentang potensi manfaat, risiko, dan biaya yang terkait dengan ke mana arah prototipe nantinya. Dapat mengadaptasi perubahan lebih awal sehingga menghindari komitmen pada satu versi ideal yang salah, terjebak pada maksima lokal UX dan kemudian menimbulkan biaya besar karena kelalaian. Dengan menunjukkan prototipe kepada pengguna Anda sehingga mereka dapat memberi Anda umpan balik untuk membantu menentukan elemen atau varian mana yang bekerja paling baik dan apakah diperlukan perbaikan, dan poin penting lainnya untuk menyempurnakan produk. Sebagai alat untuk bereksperimen dengan bagian terkait dari kebutuhan dan masalah pengguna. Oleh karena itu, Anda bisa mendapatkan wawasan tentang area yang kurang jelas di dunia pengguna, misalnya, Anda melihat mereka menggunakannya untuk tujuan tambahan atau menemukan masalah aksesibilitas yang tidak terduga. Membantu memberikan dorongan investasi emosional dalam kesuksesan akhir produk. Terakhir dapat membantu menghemat waktu peluncuran produk ke pasar dengan meminimalkan jumlah kesalahan yang harus diperbaiki sebelum rilis produk. Baca Juga Apa Itu User Interface UI Pengertian, Fungsi, dan Cara Kerjanya 2 Jenis Umum Prototype Gambaran sketsa diatas kertas merupakan bentuk prototype yang paling umum dan sederhana. Tapi ternyata jenis pengembangan prototype bisa terbagi menjadi dua cara, yakni Low-fidelity Contoh sederhana adalah prototipe yang dirancang diatas kertas. Ini adalah jenis prototype yang sangat umum dan paling dasar karena cara ini dianggap lebih cepat dan murah, digunakan sekali pakai, mudah untuk membuat perubahan dan menguji iterasi baru. Selain itu, jenis ini juga memungkinkan tampilan keseluruhan produk secara cepat. Siapa pun dapat memproduksinya; mendorong pemikiran desain karena prototipe terlihat belum selesai. Hanya saja ada kekurangannya, prototype jenis ini kurang nyata sehingga pengguna mungkin kesulitan memberikan umpan balik. Sulit juga untuk menerapkan hasil dari versi awal yang kasar yang dikarenakan mungkin terlalu mendasar untuk mencerminkan pengalaman pengguna produk jadi; dapat menyederhanakan masalah yang kompleks. Kurangnya interaktivitas membuat pengguna kehilangan kendali langsung tentang ide dari produk keseluruhan sehingga pengguna harus membayangkan bagaimana mereka akan menggunakan produk tersebut hanya dalam pikiran mereka saja. High-fidelity Jenis kedua ini lebih dekat dengan prototipe dalam bentuk atau format digital yang dibuat pada perangkat lunak desain khusus. Kelebihan high-fidelity adalah kemampuannya untuk melibatkan semua pemangku kepentingan demi memiliki visi yang diwujudkan di tangan mereka dan dapat menilai seberapa cocok visi tersebut dengan kebutuhan pengguna dan memecahkan masalah mereka. Pengujian akan menghasilkan hasil yang lebih akurat dan lebih dapat diterapkan sehingga bisa dikatakan kalau ini adalah versi yang paling dekat dengan produk akhir memungkinkan Anda memprediksi bagaimana pengguna akan menggunakannya di pasar. Meksi begitu, jenis ini akan memerlukan waktu lebih lama dan dana lebih mahal untuk membuatnya. Target pengguna juga cenderung akan mengomentari detail yang dangkal daripada konten produk keseluruhannya. Baca Juga Daftar Website Membuat Aplikasi Android Online dengan Mudah dan Gratis Kesimpulan dan Penutup Setelah Anda mempunyai ide, maka Anda akan membuat sebuah prototipe yang adalah mockup dari solusi ide produk yang hendak Anda buat. Disini Anda dapat membuat mockup setiap interaksi dan tampilan sehingga dapat dialami dengan cara yang sama seperti produk yang dikembangkan sepenuhnya tanpa melibatkan pengembangan besar- besaran atau massal. Disamping itu Anda juga dapat menampilkan semua fitur yang ingin Anda sertakan dalam produk Anda memvalidasi ide Anda, dan memverifikasi keseluruhan strategi UX. Tujuan prototipe dapat bervariasi tergantung pada kebutuhan Anda dan tahap proyek juga terserah Anda bagaimana Anda ingin menggunakannya. Adapun prototipe dibuat menggunakan berbagai jenis alat, termasuk alat tipe Sketsa untuk mendesain dan alat desain lainnya yang sesuai. Hanya saja, setelah Anda membuat prototype Anda, selalu lakukan uji coba dan terima feedback sehingga Anda bisa menyempurnakan kembali prototype Anda sebelum memproduksinya secara massal dan melemparkannya ke pasar.

prototype sebagai pengujian teori digunakan untuk